MY REVIEW ABOUT THE HEIR (THE SELECTION #4) BY KIERA CASS

Judul Asli: THE HEIR

Pengarang: Kiera Cass

Tebal: 342 hal (Kindle)

Diterbitkan pertama kali: 5 Mei 2015

Penerbit: HarperTeen 

Bahasa: English

Seri: The Selection #4

Kepemilikan: E-Book

The Heir

SYNOPSIS

Princess Eadlyn has grown up hearing endless stories about how her mother and father met. Twenty years ago, America Singer entered the Selection and won the heart of Prince Maxon—and they lived happily ever after. Eadlyn has always found their fairy-tale story romantic, but she has no interest in trying to repeat it. If it were up to her, she’d put off marriage for as long as possible. But a princess’s life is never entirely her own, and Eadlyn can’t escape her very own Selection—no matter how fervently she protests. Eadlyn doesn’t expect her story to end in romance. But as the competition begins, one entry may just capture Eadlyn’s heart, showing her all the possibilities that lie in front of her . . . and proving that finding her own happily ever after isn’t as impossible as she’s always thought.

Naaaahhh~ akhirnya gue menyelesaikan juga novel ini. Meskipun komentar gue tentang novel ini semacem love-hate, tapi bukan berarti gue benci novel ini. Nope. Gue cuman ga suka sama alur dan karakter ceweknya, that’s all… gue masih suka Maxon Schreave… wait, am I spelling his last name right? Oh yes, I am. 

Kisah tentang America Singer dan Maxon Schreave (dan nama keluarga America ganti, tentunya) sebagai pemeran utama sudah selesai. Namun masih ada pertanyaan, kayak gimana sih The Selection, kalau yang dipilih adalah cowok-cowok? Tau sendiri kan, cewek-cewek puber aja brutal, gimana dengan cowoknya? Nah, di The Heir (bukan jamak Heirs ya, itu beda. Itu K-Drama) kita akan melihat seperti apa proses The Selection versi cowok.

By seven tiny minutes I beat my brother, Ahren, into the world, so the throne that ought to have been his was mine. Had I been born a generation earlier, it wouldn’t have mattered. Ahren was the male, so Ahren would have been the heir. Alas, Mom and Dad couldn’t stand to watch their firstborn be stripped of a title by an unfortunate but rather lovely set of breasts. So they changed the law, and the people rejoiced, and I was trained day by day to become the next ruler of Illéa. What they didn’t understand was that their attempts to make my life fair seemed rather unfair to me.” — Eadlyn at the beginning of The Heir

Mengambil latar waktu 20 tahun setelah The Selection, itu berarti 2 tahun setelah America-Maxon menikah dan punya anak dan di buku ini mereka punya anak bernama Eadlyn, calon ratu Illèa dan merupakan kembaran dari Ahren dan kakak dari Kaden dan Osten. FYI aja, karena buku ini menggunakan POV Eadlyn, jadi sosok America-Maxon ini cuman jadi peran tambahan aja. Jadi kita bisa tau, kayak gimana sih cara America-Maxon ngurus anak remaja. Gituu~ FYI lagi, berarti Maxon usianya udah 39 tahun.

Nah, anak gadis remaja bernama Eadlyn ini kelakuannya, umm… menurut gue malah lebih parah dari America. Pedenya selangit, kalau ngomong ga dipikir, cenderung keras kepala, keras hati, dan tertutup BANGET. Tapi tertutupnya bukan dengan karakter introvert gitu ya… ya kalik, calon ratu introvert, lah gimana mau tampil di depan kamera coba? Maksud tertutup ini adalah, dia tipe independent girl maksa gitu.

Baiklah, jadi kenapa di buku ini The Selection kembali diadakan ya. Eadlyn yang sudah menginjak usia 18 tahun menghadapi konflik negara yang rumit. Ayahnya, Maxon, memberitahu bahwa sejak sistem kasta dihapuskan, ternyata negara nggak jadi tentram aman sejahtera. Terjadi kekacauan di daerah dan ia tidak tahu harus melakukan apa. Dengan cerdasnya, Maxon menawari putrinya untuk melaksanakan The Selection sebagai pengalihan isu di TV negara. Dengan adanya The Selection ini, maka perhatian negara dan dunia akan teralih pada acara tersebut dan Maxon bisa memikirkan cara untuk menyelesaikan masalah negara tersebut.

Namun nggak semudah itu. Eadlyn yang keras kepala menolak mentah-mentah ide ayahnya itu. Ia nggak ingin ada sosok pria dalam kehidupannya, apalagi sosok pria yang mengawininya dan mendapatkan gelar ‘Raja’, gelar yang lebih tinggi dari gelar ‘Ratu’ yang kelak akan dimilikinya, dia pengennya nanti kalaupun dia menikah (yang menurutnya absolutely impossible) maka gelar suaminya adalah prince consort. Eadlyn ini tipe cewek yang nggak pernah jatuh cinta dan nggak minat buat merasakannya, namun dengan paksaan ibunda dan ayahandanya tercinta, akhirnya Eadlyn bersedia melakukan The Selection dengan syarat hanya 3 bulan saja.

Nah, inilah dia 35 pria beruntung yang dipilih dari 35 kotak yang diambil satu dari tangan si putri. Coba cek, siapa tahu lo salah satunya.

  1. Leeland Alberts from Dominica
  2. Nolan Carr from Ottaro
  3. Apsel Berry-Denning from Fennley
  4. Blakely Cork from Carolina
  5. Edwin Bishop from Denbeigh
  6. Gunner Croft from Columbia
  7. Ean Cable from Hansport
  8. Harrison Driver from Sonage
  9. Winslow Fields from Zuni
  10. Henri Jaakoppi from Sota
  11. Paisley Fisher from Hundson
  12. Brady Linker from Dakota
  13. Hale Garner from Belcourt
  14. Linde Lockwood from Atlin
  15. Alex Hardie from Calgary
  16. Holden Messenger from Bankston
  17. Julian Henry from Bonita
  18. Arizona Packer from Baffin
  19. Jamal Piles from Labrador
  20. Burke Renn from St. George
  21. Ivan Plays from Waverly
  22. Connor Shannon from Allens
  23. Tavish Plowholder from Midston
  24. Pauly Shelves from Honduragua
  25. Issir Quiller from Tammins
  26. MacKendrick Shepard from Likely
  27. Jack Ranger from Paloma
  28. Raoul Silo from Panama
  29. Kesley Timber from Whites
  30. Lodge Wheaton from Lakedon
  31. Baden Trains from Sumner
  32. Kile Woodwork from Angeles
  33. Jamie Turning from Kent
  34. Calvin Write from Yukon
  35. Fox Wesley from Clermont

Yep, gue nyontek dari sini. Hey, do you really think I would remember 35 men names?!

Sehari setelah para pria itu muncul, sebelas orang sudah ditendang keluar oleh si Putri. Kemudian dua lagi ditendang karena melakukan tindak kekerasan dan membuat sang Putri tidak nyaman dan ketakutan. Yang masih tersisa hanya Kile, anak Carter dan Marlee… terus Henry, orang Swedia yang butuh bantuan penerjemah, Erik, namun baiknya banget banget banget… Fox Wesley, Baden Trains, dan Ean Cable. Kayaknya pas akhir cerita udah ini doang deh…

Nah, nggak seru dong kalau hati si putri ini sama sekali nggak tersentuh oleh kehadiran pria-pria ini. Kile, karena Eadlyn udah kenal banget sama cowok ini, maka dia nggak sungkan menciumnya buat menarik perhatian publik. Henri, tentunya karena sikap hati-hati dan sopannya dan ketika Eadlyn menyadari kalau dia ada perhatian sedikit sama dia, dia tahu kalau rasa-rasanya nggak bisa berkomunikasi dengan bebas sama cowok ini. Ean, dia menawari Eadlyn untuk menikahinya kalau nggak ada yang menarik perhatian Eadlyn, karena dia oke jadi prince consort dan Eadlyn bisa memerintah negara sesuka dia tanpa Ean ikut campur tangan. Sementara Baden dan Fox.. ya entahlah…

“Kile’s hair flopped across his eyes as he looked over at me. He was in desperate need of a cut and a shave, and his shirt was too big for him. I didn’t know who I was more embarrassed for: him for looking so sloppy or my family for having seen with such a disaster.” Eadlyn as she describes Kile’s look

Firasat gue sih Kile yang bakal dipilih Eadlyn. Karena sikapnya yang paling bertolak belakang dengan Eadlyn dan punya sesuatu yang bisa dikembangkan buat jadi konflik di buku kelima nanti. Mungkin Erik bakal jadi salah satu bagian cinta segi-whatever, tapi sepertinya Kile pasti menang deh…

Novel ini ya konfliknya cuman itu. Konflik perasaan. Konflik hati. Kita juga ngeliat betapa egoisnya si Eadlyn ini; takut bakal ditinggal saudaranya, si Ahren, dia pun memaksa Ahren buat memikirkan kembali hubungannya dengan Camille, putri Perancis anaknya Daphne (itu tuh, putri yang demen ama Maxon di novella The Prince). Jadinya Ahren kawin lari deh sama Camille dengan ijin bundanya Camille. Jadi udah putus hubungan deh Ahren sama Illèa, kecuali sebagai negara tempat ia lahir. Tanggung jawab Ahren begitu nikah sama Camille ada di Perancis dan ini bikin America langsung kena serangan jantung, yang diwarisi dari ayahnya.

Meski sebel sama Eadlyn, harus diakui, karena dapet POV-nya dia, mau ga mau (dan memang pasti bakal) gue bersimpati sama sosoknya. Dia ini ga bisa berempati dan ceroboh (warisan bundanya) dan manja (karena tinggal di Istana dan pewaris tahta ya!) dan dia semacem meyakini, sebagai calon pewaris tahta kerajaan Illèa, maka dia harus jadi sosok perempuan yang kuat, nggak boleh menunjukkan emosi yang melemahkan dirinya. Termasuk juga cinta. Dia takut kalau jatuh cinta maka dia akan rapuh dan sosok yang dicintainya akan jadi kelemahannya. Makanya sukanya sama Eadlyn karena dia nggak sempurna dan menyebalkan. Gitu~

I only have one heart and I’m saving it.” — Eadlyn Schreave at The Report.

Meski gue ngasih bintang 3 doang buat buku ini, tapi gue tetep bakal nungguin kelanjutannya. Buat tau, tebakan gue bener atau nggak sih. Dan gue juga pengen tahu, ini nantinya America bakal mati juga seperti ayahnya nggak ya? Kalau iya, wah seru sekali. Maxon kan semacam can’t live without his America gitu deh, dan kalau America mati, maka Maxon mati, kemudian Ahren bakal menyalahkan dirinya karena orangtuanya meninggal, kemudian Eadlyn dibunuh rakyatnya deh.

HAHAHAHHA…

Oh ya, soal Maxon. Meski di sini dia baru 39 tahun usianya, tapi kasihan sekaliii~ Eadlyn mengatakan bahwa ayahnya ini terlihat lebih tua dari umurnya, karena beban kenegaraan yang ditanggungnya. Wajar juga sih, jadi raja di usia muda dan udah mengendalikan negara lebih dari dua dekade. Mana anaknya begitu pula… tabah ya, Maxon, orang ganteng banyak tantangannya…

#lho

@DEENAmond

5 comments

  1. hai, mau tanya itu sebenernya novelnya sampai series berapa? urutannya mulai yg mana. kok aku search di goodreds banyak banget. thx before

    • halo. untuk seri the selection, hanya ada 5. coba cek goodreads di samping judul, itu ada nomer serinya.
      mungkin yang banyak itu adalah spin-offnya

  2. Woah sama awal aku baca buku ini aku berasa shock banget. Di kepala bertanya-tanya darimana si Eady ini dapet sifat kepedean, selfish, brat, self-centered? Udah baca The Prince dan menurutku juga walaupun jadi pewaria takhta ga harus kayak gitu kali. Maxon aja baik banget, ramah, dan selalu mikirin perasaan org lain. Dia juga ga kepedean dan pemaaf. America sendiri juga ga kepedan, dan ga mikirin diri sendiri, dia selalu peduli yg lain dan berusaha baik sama semua selected girls. Dan satu lagi masa Eady ga tau apa” soal Selectionnya Maxon. Dan dia berkali” bilang kalo itu udh kayak fairy-tale. Which is actually not. Dia ga tau berawal dari apa dan kayak apa pertemuan orang tuanya? Kasihan juga liatnya. Agak kesel juga sih ama Ahren waktu akhir”, kalo nikah mah tunggu waktu yg tepat. Pikirin dong ibunya. Sekian gitu aja pokoknya aku setuju banget ama review kamu dan rate kamu udah pas kok buat buku ini. Salam ELF💙

    • Hi! Thank u so much for reading and replying, my common ELF 💙! Yeah, meski ini bukan novel favoritku, tapi dia meninggalkan kesan, that is why I wrote this review. I like your thought, because I dont feel like I like Eadlyn’s character, tapi sebagai pembaca kurasa kita bebas menyukai atau membenci karakter, karena itu berarti karakter itu punya kesan, meski not a good impression… haha 😆

Leave a comment